Thursday, June 18, 2015
Membangunkan Orang untuk Sahur di Bulan Ramadhan
Ramadhan telah tiba, dan sebagai umat muslim kita
diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Seperti biasa, pada bulan Ramadhan di
akhir malam harinya terdapat waktu untuk melakukan sahur bagi yang hendak
berpuasa agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik di siang harinya.
Dalil mengenai makan sahur adalah dari Al Qur’an dan
Hadits, sebagai berikut:
“Dan makan serta minumlah kamu sehingga jelas
bagimu benang putih dari benang merah, yaitu fajar.” (QS. Al Baqarah:183)
“Bersahurlah,
karena dalam sahur itu ada berkah.” (Muttafaq alaihi dari Anas)
Cara membangunkan orang untuk sahur saat ini sangat
beragam. Ada yang berteriak-teriak sahur-sahur; ada yang menggunakan kentongan,
drum atau kaleng yang di tabuh; ada yang menyalakan murattal di masjid-masjid;
dan ada juga yang malah menyetel lagu religi penuh musik yang justru mengotori
masjid.
Namun demikian, cara-cara tersebut bukanlah cara
yang disyariatkan oleh Islam. Justru cara-cara seperti teriak-teriak, menabuh
kentongan, drum atau kaleng yang dilakukan sepanjang jalan akan sangat mengganggu
orang yang sedang shalat malam tahajud atau orang yang sedang istirahat.
Bukankah itu justru malah mendzalimi mereka..??
Sementara mereka yang menyalakan rekaman murattal di
masjid-masjid, harus tahu hak-hak Al Qur’an ketika diperdengarkan
“Apabila
dibacakan Al Qur’an, perhatikanlah dan diamlah, agar kalian diberi rahmat.”
(QS. Al-A’raf: 204)
Lalu bagaimana jika orang tersebut menyalakan
murattal di masjid yang suaranya dapat didengar di seluruh kampung atau kota
atau rw, sementara mereka yang mendengar justru tidak memperhatikan dan malah
di tinggal tidur, atau kesibukan lain (semisal mempersiapkan sahur)?
Hal tersebut pernah terjadi di zaman sahabat. Ketika
mereka tahajud dengan mengeraskan bacaan Al Qur’an, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya
karena dianggap mengganggu.
Cara yang paling benar adalah dengan apa yang pernah
dilakukan pada zaman Rasulullah, yaitu dengan adzan awal.
Adzan pada masa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa
sallam di waktu pagi ada dua, yaitu
1. Adzan Awal, dilakukan sebelum fajar shodiq oleh
Bilal bin Rabah.
2. Adzan Subuh, dilakukan setelah terbit fajar subuh
oleh sahabat Abdullah bin Ummi Maktum.
Namun perlu diperhatikan bahwa jarak antara adzan
awal dengan adzan subuh tidak terlalu jauh. Oleh karena itu, adzan bilal
digunakan untuk mengakhiri sahur oleh para sahabat.
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh), untuk membangunkan orang
yang tidur diantara kalian dan orang yang tahajud bisa kembali istirahat (untuk
persiapan subuh).” (HR. Nasai, 2170)
Dalam riwayat yang lain:
“Jangan sampai
adzan Bilal membuat kalian untuk menghentikan makan sahurnya.” (HR.
Bukhari, 7247)
Dalam riwayat yang lain:
“Sesungguhnya
Bilal melakukan adzan di malam hari (sebelum subuh). Makan dan minumlah kalian
sampai Ibnu Ummi Maktum adzan.” (HR. Muslim, 1092)
Demikianlah cara membangunkan orang untuk sahur di
bulan Ramadhan, yaitu dengan adzan dua kali yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda,
agar orang bisa memperhatikan waktu sahur atau shalat malam.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Repot juga
ReplyDeleteRepot?? Puasa kok Repot??
ReplyDelete