Monday, January 5, 2015

Ketika Nabi Muhammad Bermaulid, serta Pendapat Kyai Muhammad Hasyim Asy’ari



Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari senin, maka beliau menjawab:
“Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku di utus menjadi Nabi, dan hari diturunkan wahyu kepadaku.” (HR. Muslim no. 1162)

Cara Nabi Muhammad merayakan maulid antara lain:
  1. Dengan berpuasa sebagai bentuk bersyukur kepada Allah.
  2. Dilakukan setiap pekan, bukan setiap tahun.


Namun, saat ini perayaan maulid yang dilakukan oleh Rasulullah telah diganti dengan hal-hal sebagai berikut:
  1. Dengan bersenang-senang dan menyediakan banyak makanan, bahkan ada yang mengadakan pawai dengan membuat patung-patungan hewan makhluk bernyawa, sehingga banyak mubadzir.
  2. Dilakukan setiap tahun.
  3. Terkadang dibarengi dengan kemungkaran-kemungkaran seperti:
         >   Musik-musikan.
         >   Ikhtilat (bercampurnya) laki-laki dan wanita, dan lain-lain.

Apakah kita ingin mengganti cara maulid yang dicontohkan oleh Nabi dengan cara yang lebih buruk?
Maukah kalian mengganti yang rendh sebagai pengganti yang lebih baik?”



Kyai Muhammad Hasyim Al-Asy’ari berkata:
“Dan pada saat perkaranya sebagaimana yang aku sifatkan dan aku takut perbuatan yag menghinakan ini akan tersebar di banyak tempat sehingga menjerumuskan orang-orang awam kepada kemaksiatan yang bermacam-macam. Selain itu, dapat dimungkinkan mengantarkan mereka kepada keluar dari agama Islam. Oleh karena itu, aku menulis peringatan-peringatan ini sebagai bentuk nasihat untuk agama dan memberi pengarahan kepada kaum muslimin. Aku berharap agar Allah menjadikan amalanku ini murni ikhlas untuk wajah-Nya yang mulia, sesungguhnya Ia adalah pemilik karunia yang besar.”

Beliau juga berkata di awal risalah:
“Pada senin malam tanggal 25 rabi’ul awal 1355 Hijriyah, sungguh aku telah melihat sebagian dari kalangan para penuntut ilmu di sebagian pondok telah melakukan perkumpulan dengan nama “Perayaan Maulid”. Mereka telah menghadirkan alat-alat musik, lalu mereka membaca sedikit dari Al-Qur’an dan riwayat-riwayat yang datang tentang awal sirah Nabi dan tentang tanda-tanda kebesran Allah yang terjadi pada saat maulid (kelahiran) Nabi. Demikian juga sejarah Beliau yang penuh keberkahan setelah itu. Setelah itu mereka pun mulai melakukan kemungkaran-kemungkaran seperti saling berkelahi dan saling mendorong yang mereka namakan dengan “Pencak silat” atau “Box”, dan memukul-mukul rebana. Semua itu mereka lakukan di hadapan para wanita ajnabiyah (bukan mahram mereka) yang dekat posisinya dengan mereka sambil menonton mereka. Selain itu, juga ada musik, sandiwara cara kuno dan permainan.....”









0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Catatan Terbaru

Blogger templates